Terkini.id, Sidoarjo - Pandemi Covid-19 di Kabupaten Sidoarjo saat ini perlu adanya posko penanganan Covid-19 di tingkat Kecamatan maupun Desa.
Namun sampai sekarang dirasa belum optimal, pasalnya masih banyak warga yang isolasi mandiri (Isoman) belum mendapatkan pelayanan yang terbaik.
Dari pengakuan Kepala DPMD (Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa) Kabupaten Sidoarjo menyatakan ada 318 Desa sudah membentuk posko penanganan Covid-19.
"Posko Covid-19 di tingkat desa itu dilengkapi dengan beberapa fasilitas, diantaranya spanduk imbauan dan lainnya. Anggarannya menggunakan dana desa", ungkap Fredik saat dikonfirmasi awak media. Sabtu 24 Juli 2021.
Ia menjelaskan, memang posko di tingkat desa masih belum terlalu optimal, karena warga yang isolasi mandiri belum mendapatkan pelayanan yang baik.
Selain itu menurut Fredik, untuk kebutuhan anggaran, pemerintah desa diberikan kewenangan menggunakan dana desa sebesar 8 persen dalam penanganan Covid-19.
“Sampai pertengahan Juli ini dana desa yang digunakan sebesar Rp 11 Miliar dari total Rp 33 Miliar. Dana itu digunakan untuk pemakaman warga yang terpapar Covid-19 saat isolasi mandiri (isoman) di rumah, membeli handsanitizer dan kebutuhan lainnya baik untuk kebutuhan warga isolasi,” paparnya.
Pihaknya juga mengharapkan agar posko penanganan Covid-19 di tingkat desa tidak hanya memberikan imbauan saja melalui spanduk dan semacamnya. Satgas maupun posko di tingkat desa harus memberikan dampak luas bagi masyarakat.
“Seperti mendata gejala Covid-19 ringan dan berat, sehingga penanganan lebih terarah dan jelas,” tuturnya.
Lebih jauh Fredik mengemukakan, bahwa memang selama ini warga yang isoman di rumah belum terdata dengan baik. Harapannya, kebutuhan isoman dicukupi. Jangan sampai, pasien isoman nekat keluar rumah sendiri karena makan maupun obatnya tidak ada yang mengcover.
Ditegaskan Fredik, posko ini akan berjalan efektif jika seluruh kebutuhan penunjangnya terpenuhi. Dan saya harap pihak desa mensuport penuh dengan menyiapkan backup anggarannya.